Minggu, 30 Oktober 2016

STUDI LAPANGAN TENTANG PONDASI BANGUNAN

LAHAN BASAH
STUDI LAPANGAN TENTANG PONDASI BANGUNAN



KELOMPOK 8
NURGISDARANI BASRI (H1B115024)
NURMAYA MUTHIA (H1B115025)
YANA (H1B115030)
M. SUDARSONO (H1B115216)


PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016


Pondasi Yang Sesuai Untuk Bangunan Di Tanah Gambut/ Rawa-Rawa
  1. Pondasi Tiang Pancang Kayu

            Pondasi tiang pancang kayu merupakan pondasi yang paling murah dari ketiganya, pondasi ini hanya sesuai untuk bangunan sederhana sampai dengan bangunan permanen bertingkat maksimum dua lantai. Untuk lebih dari dua lantai digunakan pondasi tiang pancang beton dan sumuran. Pada pondasi tiang pancang kayu yang harus diperhatikan adalah posisi dari tiang pancang harus selalu terendam air sepanjang tahun.  Pada musim kemaraupun,  pondasi ini harus tetap terendam air.  Keberadaan air tersebut berfungsi melindungi kayu dari zat asam yang dibawa oleh udara.  Dengan kondisi kayu yang selalu terendam air sepanjang tahun maka kayu akan terlindung dari kerusakan/kebusukan.







 

Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan sebagai tiang pancang pada suatu dermaga. Persyaratan dari tiang pancang tongkat kayu tersebut adalah : bahan kayu yang dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak cacat, contohnya kayu belian.
Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan toleransi yang diijinkan.

    2.      Pondasi Sumuran



            Pondasi sumuran merupakan urutan kedua termurah dari ketiga jenis pondasi diatas. Pada pengerjaan pondasi sumuran, digunakan cincin sumuran yang terbuat dari beton bertulang.  Proses pengerjaan/pembuatannya dilakukan  di atas muka tanah.  Setelah pondasi kering dan mengeras,  dilanjutkan dengan penggalian lubang pondasi, tepat di bawahnya.  Setelah pondasi masuk ke dalam tanah sampai ke lapisan tanah keras,  maka lubang dari sumuran tersebut dicor dengan beton cyclope (campuran semen pasir dan batu mangga).
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang, digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam. Jenis pondasi dalam yang dicor ditempat dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya.
Pada umumnya pondasi sumuran ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm.


Alasan Memakai Pondasi Sumuran:
Pondasi sumuran adalah pondasi yang khusus, dalam perakteknya terdapat beberapa kondisi yang dapat dijadikan alasan untuk penggunaannya, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Bila tanah keras terletak lebih dari 3 m, pondasi plat kaki atau jenis pondasi langsung lainnya akan menjadi tidak hemat (galian tanahnya terlalu dalam & lebar).
2.      Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi plat beton akan sulit dilaksanakan karena air harus dipompa dan dibuang ke luar lubang galian.
3.      Dalam kondisi ini, pondasi sumuran menjadi pilihan tepat untuk konstruksi yang tanah kerasnya terletak 3-5 m.

    3.      Pondasi Tiang Pancang Beton




Pondasi tiang pancang beton memerlukan biaya yang sangat besar, karena pengerjaannya memerlukan alat-alat berat. Memiliki kemampuan yang besar dalam menahan beban. Biasanya digunakan untuk bangunan bertingkat tinggi, yaitu lebih dari tiga lantai.  Sangat jarang digunakan pada bangunan rumah tinggal umumnya.
Fondasi tiang pancang dibuat ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru dipancang sesuai dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton adalah kecil, sedangkan berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah diberi tulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Pemakaian fondasi tiang pancang beton mempunyai keuntungan dan kerugian antara adalah sebagai berikut ini :
Semakin dalam letak tanah keras pada suatu tapak, maka jenis pondasi yang digunakan akan berbeda. Misalnya jika tanah kerasnya berada di kedalaman 3-5 meter di bawah permukaan tanah maka pondasi yang cocok dipakai adalah jenis pondasi sumuran.


4.Tiang Pancang Baja Struktur



 Pada umumnya, tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja gilas biasa, tetapi tiang pancang pipa dan kotak dapat digunakan. Bilamana tiang pancang pipa atau kotak digunakan, dan akan diisi dengan beton, mutu beton tersebut minimum harus K250.


5.  Pondasi Kalang Galam





Pondasi Kalang Galam yaitu suatu konstruksi yang membagi beban tekan melalui bidang yang cukup luas, merata pada tanah sehingga tekanan pada tiap cm2 tanah menjadi kecil.
Lubang pondasi diperoleh dengan menguakkan lumpur sampai mendapatkan tanah yang agak keras
   

6. Pondasi Kalang Batang

 Untuk rumah kayu permanen, besar/berat digunakan pondasi kalang batang. garis tengah (diameter) berkisar antara 40-60 cm. Pada batang tersebut diletakkan dua bidang rata yaitu untuk pemasangan tiang (tongkat) ulin dan bagian yang akan terletak pada tanah pondasi. Untuk mencegah agar batang tidak timbul di waktu air pasang dimana lubang pondasi penuh air, maka dibuat suatu konstruksi atap yang disebut “pakau”. Untuk lebih memantapkan dapat ditancapkan tiang-tiang pancang galam diameter 10-12 cm dengan jarak  ±1 meter.



7. Pondasi Tiang Pancang Kayu Ulin


dibuat dari batang pohon yang cabang-cabangnya telah dipotong dengan hati-hati, biasanya diberi bahan pengawet dan didorong dengan ujungnya yang kecil sebagai bagian yang runcing. Kadang-kadang ujungnya yang besar didorong untuk aksud maksud khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana tanah tersebut akan bergerak kembali melawan poros. Kadang kala ujungnya runcing dilengkapi dengan sebuah sepatu pemancangan yang terbuat dari logam bila tiang pancang harus menembus tanah keras atau tanah kerikil. Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam penggunaan tiang pancang sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan lama dan tidak mudah busuk apabila tiang kayu tersebut dalam keadaan selalu terendam penuh di bawah muka air tanah. Tiang pancang dari kayu akan lebih cepat rusak atau busuk apabila dalam keadaan kering dan basah yang selalu berganti-ganti.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar