Minggu, 09 Oktober 2016

KEBUDAYAAN

PENGANTAR PADA BUDAYA MASYARAKAT DI LINGKUNGAN LAHAN BASAH






KELOMPOK 8
NURGISDARANI BASRI (H1B115024)
NURMAYA MUTHIA (H1B115025)
YANA (H1B115030)
M. SUDARSONO (H1B115216)


PROGRAM STUDY ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016

Unsur Kebudayaan di Daerah Pelaihari



A.    7 UNSUR KEBUDAYAAN
1.      RELIGI
              Masyarakat Pelaihari mayoritas beragama ISLAM, namun ajaran Islam bukan satu-satunya kepercayaan religius di wilayah pelaihari. Religi terdiri dari sistem kepercayaan dan tindakan (yang terkait dengan kepercayaan itu). Sistem kepercayaan ini meliputi seluruh kepercayaan atau keyakinan yang dianut seseorang atau satu kesatuan sosial. Kepercayaan yang bersumber dari ajaran agama Islam isinya antara lain, kepercayaan adanya malaikat sebagai makhluk Tuhan dengan tugas tertentu, adanya kehidupan sesudah mati atau sesudah kiamat, adanya jin dan setan atau iblis, kepercayaan adanya hal-hal yang ghaib. Namun dalam masyarakat terdapat konsep lain tentang alam ghaib ini, yaitu alam yang benar-benar tidak terlihat oleh mata.
              Banyak juga kepercayaan atau ritual-ritual yang terpengaruh ajaran agama hindu atau buddha dan masih menjadi kepercayaan masyarakat pelaihari, seperti mandi kembang tujuh rupa, kepuhunan, larangan-larangan orang zaman dahulu.

2.      KEKERABATAN
              Sistem kekerabatan masyarakat Pelaihari pada umumnya adalah sama, untuk daerah seluruh Kalimantan Selatan. Mereka mendasarkan kekerabatan menurut garis dari keturunan ayah dan garis keturunan ibu. Tetapi menyangkut masalah kematian wali nikah dalam perkawinan yang menjadi wali asbah adalah garis dari pihak ayah. Dari perkawinan terbentuklah suatu kelompok kekerabatan yang sering disebut keluarga inti atau keluarga batih.Satu keluarga batih terdiri dari satu suami dan satu istri.
              Untuk saudara ibu atau bapak yang lebih tua akan dipanggil JULAK, sedangkan yang lebih muda disebut ACIL (wanita) dan Paman (lelaki). Panggilan ibu dan bapak pun bervariasi, contohnya, mama abah umi abi, dsb.

3.      PENCAHARIAN
Ada beberapa bidang pencaharian di wilayah pelaihari, yaitu :
a.       Pertanian
          Bersawah adalah salah satu pekerjaan utama maupun pekerjaan sampingan masyarakat Pelaihari. Ada berbagai macam masa tanam, yaitu :
-          Sawah Tahun
Umur padinya sampai berumur 1 tahun, biasanya dilakukan oleh masyarakat yang tersebar didaerah khusunya seluruh Kal-Sel.
-          Bahuma Surung
Menanam bibit padi dilakukan pada saat musim kemarau tiba, dengan panennya saat musim hujan. Bahuma surung ini dilakukan Urang Banjar hanya sebagai penyeling Sawah Tahun, hingganya lahan tidak terlantar dan tidak akan menjadi lahan tidur.
-          Bahuma Rintak
Kebalikan dari bahuma surung maka pelaksanaannya dapat dilakukan pada saat musim penghujan, sedangkan panennya dilakukan pada saat kemarau.
b.      Perkebunan
       Berkebun merupakan kegiatan masyarakat yang dilakukan di dataran rendah dan di dataran tinggi sesuai dengan geografis wilayahnya, usaha berkebun ini sebagai usaha jangka panjang yang dilakukan. Adapun berkebun yang dilakukan urang banjar diklasifikasikan menjadi:
-          Kebun nyiur
               Merupakan perkebunan kelapa yang berada didataran rendah yang biasanya ditanam diatas tanggul atau galangan dan parit-parit berupa jalur-jalur untuk membawa buah yang dipetik dengan cara menghayutkan buah kelapa tersebut di parit-parit.
-          Kebun pisang
              Pengusahaan Pohon pisang juga dilakukan didataran rendah, yang ditanam digalangan sawah.
-          Kebun karet
              Hampir diseluruh pelosok Kalimantan-Selatan terdapat perkebunan karet, mengingat pengusahaan bidang ini dirasa sangat menguntungkan bagi orang yang mengusahakannya, khususnya adalah di daerah dataran tinggi seperti: Kabupaten Tanjung, Tabalong,HSU, HST, HSS dan Tapin yang mengusahakan lahannya untuk perkebunan karet. Secara umum penjualan hasil karet ini terdapat di daerah Tanjung.
-          Kebun buah-buahan bermusim
              Untuk kebun buah-buahan bermusim seperti: rambutan, langsat atau duku, tiwadak atau cempedak, dan jenis buah-buahan yang ada pada bulan-bulan tertentu, jenis buah-buahan ini tersebar di seluruh pelosok Kalimantan Selatan.
c.       Perikanan
       Tambak  kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan. Hewan yang dibudidayakan di daerah pelaihari adalah ikan air tawar, nila mas lele haruan
d.      Perdagangan
       Perdagangan adalah suatu kegiatan ekonomi yang bergerak dalam penyediaan dan distribusi barang yang dibutuhkan oleh masyarakat dan sektor industri melalui mekanisme pasar atau operasi khusus untuk barang-barang kebutuhan masyarakat.
a.       Sembako
b.      Lauk pauk
c.       Sayur mayur
d.      Kebutuhan Sandang
e.       Pecah belah, sepatu, baju, dll.
f.       Kerajinan Tangan
g.      Penggosokan intan dan batu-batu alam
h.      Pertukangan rumah
i.        Kerajinan gerabah
j.        Kerajinan sulam-menyulam dan membordir
k.      Pembuatan kue-kue tradisional
l.        Kerajinan anyaman bambu

4.      PERALATAN HIDUP
a.       Alat-alat produktif
Peralatan yang digunakan antara lain:
-          Peralatan untuk bertani: parang cangkuk (untuk menebas),parang Duyung (untuk merumput di sawah),parang Lantik (untuk menebaspepohonan yang kecil),Belayung (untuk menebang pohon yang besar),dan cangkul
-          Peralatan untuk rumah tangga : Parang Bungkul (untuk memotong benda-benda yang cukup besar),pisau,lading,kapak,dll.
b.      Senjata
           Senjata digunakan masyarakat Banjar untuk melindungi dirinya dari musuh dan bisa juga berfungsi sebagai alat produktif seperti untuk mengangkap ikan,berburu di hutan,jerat perangkap,dll. Contohnya Mandau, Sumpit, serapang (tombak lima mata), tiruk (tombak panjang lurus untuk berburu ikan haruan atau ikan gabus dan tomat disungai), pengambangan ( tombak lurus bermata satu), duha ( pisau bermata dua untuk berburu babi)
c.       Pakaian dan Perhiasan
           Untuk itu dalam pembuatannya diperlukan sistem teknologi yang tepat seperti pembuatan kain sasirangan yang mengguanakan teknik cetak sehingga dihasilkan kain yang bermotif sama,dalam pembuatan kain tenun juga dilakukan teknik tenun halus.Perhiasan digunakan sebagai cedera mata, pelengkap dalam berbusana dan menambah keanggunan seseorang.Masyarakat Banjar telah mengenal perhiasan sejak dulu yaitu ada yang menggunakan lokan,kerang,batu hias,dan emas.
d.      Rumah
           Orang Banjar, termasuk juga masyarakat Pelaihari mengenal sistem pembuatan rumah mereka yaitu dengan mengikat bahan material, merangkai kayu-kayu,dan menyusunnya menjadi bentuk sebuah rumah yang mereka inginkan.dengan bahan utama adalah kayu ulin karena banyak terdapat di sekitar mereka. Rumah yang dijadikan rumah adat adalah rumah bubungan tinggi/rumah panggung karena bentuk pada bagian atapnya yang begitu lancip dengan sudut 45º. Pada mulanya bangunan rumah adat Banjar ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang ke depan.
e.       Alat-alat Transportasi
           Yang menjadi alat transportasi utama mereka adalah jukung yang menjadi sarana trasportasi sungai. Dari ke-8 sistem teknologi tersebut menandakan bahwa masyarakat Banjar telah peka terhadap perkembangan teknologi yang sangat mereka perlukan untuk mempermudah pekerjaan mereka.

5.      BAHASA
          Bahasa banjar adalah bahasa utama di daerah pelaihari, namun ada pula bahasa daerah lainnya  sepert bahasa jawa, sunda, bugis, madura.
          Beberapa kata-kata dalam bahasa banjar untuk kata ganti orang berdasarkan tingkatannya:
·           ( halus ) Ulun = Saya ; ( Sam) Piyan/ ( an), dika = Kamu
·           ( netral / sepadan)Aku, diyaku = aku ; Ikam, kawu = kamu
·           ( agak kasar )Unda, sorang =aku ; Nyawa = kamu.
                 Perbedaan-perbedaan kosa kata dalam berbahasa dapat disebut dialek.

6.      KESENIAN
a.       Seni tari
          Seni Tari Banjar terbagi menjadi dua, yaitu seni tari yang dikembangkan di lingkungan istana (kraton), dan seni tari yang dikembangkan oleh rakyat. Seni tari daerah Banjar yang terkenal misalnya:
-          Tari Radap Rahayu
-          Tari Japin/Jepen
b.      Lagu daerah
Lagu daerah Banjar yang terkenal misalnya :
-          Ampar-Ampar Pisang
-          Sapu Tangan Babuncu Ampat
-          Paris Barantai
c.       Seni Rupa Dwimatra
-          Seni ayaman
       Seni anyaman dengan bahan rotan, bambu dan purun sangat artistik. Anyaman rotan berupa tas dan kopiah.
d.      Pencak silat kuntau banjar
-          Pencak Silat Kuntau Banjar adalah ilmu beladiri yang berkembang di Tanah Banjar dan daerah perantauan suku
-          Adapula Pencak Silat Kera sakti
7.      PENGETAHUAN
          Ada dua macam jenis pengetahuan yang ada di daerah pelaihari yaiitu pengetahuan yang didapat dari warisan turun-temurun nenek moyang dan pengetahuan yang di dapat dari mempelajari daerah lain. Sistem pengetahuan ini digunakan untuk menghadapi tantangan kehidupan yang kompleks. 
a.       Pengetahuan tentang Alam sekitar/tempat tinggal.
          Pengetahuan suku banjar tentang alam sekitar,yaitu pengetahuan mengenai musim-musim,dan gejala alam.Pengetahuan tentang musim ini digunakan masyarakatnya untuk menentukan kapan musim tanam bagi mereka yang bertani,
b.      Pengetahuan tentang Fauna dan Flora di daerahnya.
          Pengetahuan tentang Flora ini berfungsi untuk mengetahui tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar mereka,tumbuh-tumbuhan apa saja yang dapat dijadikan sayur serta tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan suatu penyakit dan tumbuh tumbuhan yang digunakan untuk upacara keagamaan.
          Pengetahuan tentang Fauna merupakan pengetahuan mengenai binatang-binatang yang ada dan hidup di lingkungan alam mereka. Bagi masyarakat yang suka berburu atau bermata pencaharian berburu pengetahuan ini sangat penting karena untuk mengetahui binatang apa saja yang dapat diburu serta mengetahui daerah buruan.Bagi masyarakat petani pengetahuan tentang fauna ini juga sangat penting untuk menjaga tanaman mereka dari binatang yang dapat merusaknya.Tetapi petani juga dapat mengetahui binatang yang dapat dipelihara dan dimanfaatkan untuk menjaga tanaman mereka.
c.       Pengetahuan tentang Pengobatan Tradisional.
          Pengetahuan tentang Pengobatan Tradisional,pengobatan tradisional ini ada yang didapat dari keturunan yang di wariskan secara turun-temurun ataupun dari belajar.Dalam pengobatan tradisional ini bahan yang digunakan untuk obat berasal dari tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar mereka.Tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat ini hampir diketahui oleh semua suku Banjar karena selalu digunakan untuk penyakit yang mereka ketahui,penyebarannya pun lewat mulut ke mulut. Pengobatan Tradisional ini penyembuhannya ada dengan tindakan jasmani dan ada dengan tindakan rohani.Tindakan pengobatan secara jasmani ini yaitu tukang urut atau tukang pijat,Bidan beranak/melahirkan,yang mana pengetahuan ini mereka dapat dari orang tua atau keluarga karena faktor keturunan.
          Pengobatan melalui tindakan Rohan.Orang yang mempunyai pengetahuan ini terbagi dua yang pertama mereka yang mempunyai pengetahuan agama yang luas,pengobatan ini menggunakan doa-doa atau ayat-ayat dari Al Quran yang ditiupkan kedalam air dan air itu diminumkan atau diusapkan ke muka si sakit.Kedua mereka yang mempunyai ilmu kebatinan dimana keberadaannya dibenarkankan oleh masyarakat karena terbukti dari penyembuhan penyakit yang mereka lakukan. Dengan pengetahuan tentang pengobatan tradisional ini,masyarakat mempunyai pandangan terhadap jenis penyakit yang ada di sekitar mereka.

B.     3 Wujud Kebudayaan
1.      GAGASAN
            Gagasan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Gagasan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
            Di daerah pelaihari terdapat berbagai pola pikir atau mitos seperti :
-        Tidak boleh duduk di tengah pintu, nanti punya mertua galak
-        Tidak boleh di luar rumah saat hari senja, nanti diculik makhluk gaib
-        Tidak boleh duduk di atas bantal,  nanti timbul bisul
-        Jangan mengambil apa yang sudah diberi, nanti sikunya membusuk
-        Ketika acara perkawinan, sesaji dibawah pelaminan tidak boleh diambil nanti pengantinnya kesurupan
-        Jangan berdendang nanti banyak hutang
-        Tergigit lidah/bibir, biasanya ketika makan, artinya ada yang sedang membicarakan kita.
-        dll

2.      AKTIVITAS
            Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
            Berikut adalah beberapa aktivitas yang membudaya di pelaihari :
-        Mandi-mandi tujuh bulanan
-        Batapung tawar
-        Batimung

3.      ARTEFAK
            Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
            Artefak yang ada di pelaihari adalah sebagai berikut
-        Pondok di sawah
-        Topi orang di sawah
-        Tugu
-        Monumen




Unsur Kebudayan di Daerah Kandangan

Sistem Bahasa  yang digunakan di Kota Kandangan pada umumnya adalah bahasa kandangan yang mengadopsi bahasa banjar asli tetapi mempunyai logat (gaya bahasa) yang khas.
Contohnya :
·         Bahasa Indonesia : Ini yang mau saya beli
·         Bahasa Banjar : nangini handak ku tukar
·         Bahasa Kandangan : nang niya ti pang handak ku tukar
Sistem Ekonomi dan Mata Pencaharian Hidup yang ada pada masyarakat Hulu Sungai Selatan (Kandangan) antara lain : memancing, berdagang, pandai besi, membuat dodol dan ketupat asli Kandangan.
Sistem Kepercayaan atau Agama masyarakat Hulu Sungai Selatan mayoritasnya adalah Agama Islam meskipun masih ada masyarakatnya yang menganut kepercayaan nenek moyang yaitu Kaharingan.
Kesenian khas Hulu Sungai Selatan antara lain bakuntau, mamanda, dan madihin. Bakuntau ini sendiri adalah sebuah bela diri yang beberapa gerakan hampir mirip dengan silat namun ada beberapa gerakan juga yang khas, kesenian bela diri bakuntau biasanya juga dapat di temui dalam acara perkawinan, mereka menunjukan kemampuan bela diri mereka, dan pertunjukan ekstrim seperti debus, namun kini mungkin sudah jarang di temui. Umumnya para pendekar kuntau memiliki sejenis ilmu kanuragan mereka kebal akan senjata tajam dsb. Mamanda adalah seni teater atau pementasan tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan. Dibanding dengan seni pementasan yang lain, Mamanda lebih mirip dengan Lenong dari segi hubungan yang terjalin antara pemain dengan penonton. Interaksi ini membuat penonton menjadi aktif menyampaikan komentar-komentar lucu yang disinyalir dapat membuat suasana jadi lebih hidup. Madihin (berasal dari kata madah dalam bahasa Arab yang berarti "nasihat", tapi bisa juga berarti "pujian") adalah sebuah genre puisi dari suku Banjar. Puisi rakyat anonim bergenre Madihin ini cuma ada di kalangan etnis Banjar di Kalsel saja. Sehubungan dengan itu, definisi Madihin dengan sendirinya tidak dapat dirumuskan dengan cara mengadopsinya dari khasanah di luar folklor Banjar.
3 Wujud Kebudayaan :
Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Aktivitas, beberapa wujud kebudayaan yang ada pada masyarakat Hulu Sungai Selatan antara lain ialah Napak Tilas dan Festival Dandang. Napak Tilas itu sendiri adalah sebuah kegiatan untuk mengenang masa perjuangan para pahlawan di daerah Hulu Sungai Selatan dengan cara melakukan perjalanan menyisiri jejak yang pernah ditempuh para pahlawan tersebut. kegiatan ini dilakukan sekitar 2-3 hari dengan melakukan perjalanan dari Kota Kandangan kemudian menuju tempat-tempat peninggalan sejarah perjuangan warga kalimantan secara umumnya dan warga Kandangan secara khususnya, perjalanan ini menembus hutan dan juga gunung yang ada di sekitar Kota Kandangan, acara ini juga merupakan acara tahunan dan salah satu event besar di Kota Kandangan selain acara Bamboo Rafting, acara ini dilakukan pada pertengahan bulan mei setiap tahunnya. Sedangkan Festival Dandang adalah sebuah event menerbangkan dandang (layang-layang berukuran besar) secara bersamaan di  lapangan luas.
Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Artefak, di daerah Hulu Sungai Selatan, khususnya kota Kandangan wujud kebudayaannya ialah berupa makanan khas yaitu, Dodol dan Ketupat khas kandangan. Untuk Ketupat Kandangan sendiri masyarakat kandangan memiliki cara khas tersendiri untuk memakannya yaitu dengan cara ketupatnya dihancurkan sehingga tidak berbentuk ketupat utuh melainkan seperti nasi namun berkuah.





Unsur Kebudayaan di daerah Banjarmasin


1.      Religi / kepercayaaan
       
  Masyarakat suku Banjar yang merupakan penduduk terbesar di daerah Banjarmasin menganut ajaran agama Islam yang kuat. Upacara keagamaan dapat dilihat baik pada acara-acara resmi pemerintah maupun yang dilakukan masyarakat umum .

Masyarakat Kalimanatan Selatan yang hidup dalam lingkungan adat istiadat juga tidak mengerti mengapa mereka harus melakukan tindakan yang dilazimkan oleh adat Banjar. Misalnya, orang mau saja mengadakan atau melakukan sesuatu yang sudah menjadi suatu keharusan agar tidak mendapatkan kemurkaan atau kutukan dari yang dianggap mereka menciptakan peraturan yang sudah diadatkan tersebut.

Masyarakat Kalimantan Selatan baik suku bangsa Banjar maupun kelompok suku bangsa Dayak umumnya juga melaksanakan berbagai adat istiadat , terutama upacara daur hidup. Contohnya, seorang isteri dari masa kehamilan pertama jika telah mencapai tujuh bulan diadakan acara mandi-mandi yang disebut “mandi tian mandaring”. Ketika lahir dilakukan palas bidan, bapalas “baayun”  dilaksanakan untuk meriahkan
 Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Robiul Awal yang sering dilakukan masyarakat banjarmasin. diteruskan upacara tasmiah, sunatan. Setelah dewasa ada upacara perkawinan, yang didahului dengan serangkaian adat yang berlaku, mulai basusuluh, badatang, pelaksanaan akad nikah, sampai hari perkawinan penuh dengan aturan-aturan yang diadatkan.
Kebudayaan dan adat istiadat yang ada dan tumbuh di Kalimantan Selatan cukup banyak variasinya sesuai dengan keadaan suku bangsa dan kepercayaan yang mereka anut. Apalagi jika budaya dan adat istiadat itu hendak dikaitkan dengan agama dan kepercayaan penganutnya secara murni dapat menimbulkan persoalan yang berbau SARA dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu diperlukan kearifan kita dalam memahaminya supaya kehidupan bermasyarakat selalu harmonis walaupun berbeda budaya, agama dan kepercayaan.


2.      Kekerabatan
Sistem kekerabatan yang ada di daerah Banjarmasin pada umumnya mereka menurut garis dari keturunan ayah dan garis keturunan ibu. Tetapi di akui bahwa dalam hal-hal tertentu terutama yang menyangkut masalah kematian, perkawinan yang menjadi wali adalah garis dari pihak ayah. Dalam hal masalah keluarga besar dan pengertian keluarga besar, maka berlaku garis keturunan ayah dan garis keturunan ibu, keduanya diberlakukan sama.
Di Banjarmasin dari perkawinan terbentuklah suatu kelompok kekerabatan yang sering disebut keluarga inti atau keluarga batih.Satu keluarga batih terdiri dari satu suami dan satu istri (atau lebih).sistem kekerabatan umumnya, masyarakat Banjar mengenal istilah-istilah tertentu sebagai panggilan dalam keluarga. Skema di atas berpusat dari ulun sebagai penyebutnya.
Bagi ulun juga terdapat panggilan untuk saudara dari ayah atau ibu, saudara tertua disebut Julak, saudara kedua disebut Gulu, saudara berikutnya disebut Tuha, saudara tengah dari ayah dan ibu disebut Angah, dan yang lainnya biasa disebut Pakacil (paman) dan Makacil (bibi), sedangkan termuda disebut Busu. Untuk memanggil saudara dari kai dan nini sama saja, begitu pula untuk saudara datu.
Disamping istilah di atas masih ada pula sebutan lainnya, yaitu: minantu ,  mamarina , sapupu sakali, ipar ,pambusunya, julak, badangsanak dan banyak lagi. Untuk memanggil orang yang seumur boleh dipanggil ikam, boleh juga menggunakan kata aku untuk menunjuk diri sendiri.Sedangkan untuk menghormati atau memanggil yang lebih tua digunakan kata pian, dan kata ulun untuk menunjuk diri sendiri.

3.      Ekonomi dan Mata pencaharian hidup
Daerah Banjarmasin dikenal dengan julukan kota “Seribu Sungai” karena adanya pasar terapung, tempat perdagangan hasil bumi dan kebutuhan hidup sehari-hari di sungai-sungai kota Banjarmasin, ibukota Propinsi Kalimantan Selatan.


Selain itu sebagian besar mereka hidup bertani dan menangkap ikan. Sekarang banyak pula yang bergerak dalam bidang perdagangan, transportasi, pertambangan, pembangunan, pendidikan, perbankan, atau menjadi pegawai negeri. Mereka juga mempunyai keahlian menganyam dan membuat kerajinan.
4.      Bahasa
Didaerah Banjarmasin menggunakan banyak bahasa di karenakan terdapat penduduk yang bukan berasal dari banjarmasin asli, seperti bahasa alabiu. Tetapi kebanyakan orang banjarmasin sendiri memakai bahasa Banjar karena Bahasa banjar adalah bahasa daerah kalimantan selatan yang dipergunakan oleh suku banjar. Bahasa Banjar merupakan anak cabang bahasa yang berkembang dari Bahasa Melayu.
Asal bahasa ini berada di provinsi Kalimantan Selatan yang terbagi atas BanjarKandanganAmuntaiAlabiuKaluaAlai, dan lain-lain. Beberapa kata-kata dalam bahasa banjar untuk kata ganti orang berdasarkan tingkatannya:
·           ( halus ) Ulun = Saya ; ( Sam) Piyan/ ( an), dika = Kamu
·           ( netral / sepadan)Aku, diyaku = aku ; Ikam, kawu = kamu
·           ( agak kasar )Unda, sorang =aku ; Nyawa = kamu.
Kalau diperhatikan pembicara-pembicara bahasa Banjar dapat diidentifikasi adanya variasi-variasi dalam pengucapan ataupun perbedaan-perbedaan kosa kata satu kelompok dengan kelompok suku Banjar lainnya, dan perbedaan itu dapat disebut dialek dari bahasa Banjar yang bisa dibedakan antara dua dialek besaryaitu:
·         Bahasa Banjar Hulu Sungai/Bahasa Banjar Hulu
·         Bahasa Banjar Kuala
Dialek Banjar Kuala umumnya dipakai oleh penduduk asli sekitar kota BanjarmasinMartapura dan Pelaihari. Sedangkan dialek Banjar Hulu adalah bahasa Banjar yang dipakai penduduk daerah Hulu Sungai umumnya yaitu daerah Kabupaten TapinHulu Sungai SelatanHulu Sungai TengahHulu Sungai Utara (danBalangan) , TabalongAmuntaiAlabiuKaluaKandangan. Pemakai dialek Banjar Hulu ini jauh lebih luas dan masih menunjukkan beberapa variasi subdialek lagi

5. Keseniaan banjar
Masyarakat Banjar telah mengenal berbagai jenis dan bentuk kesenian, baik Seni Klasik, Seni Rakyat, maupun Seni Religius Kesenian yang menjadi milik masyarakat Banjar. Suku Banjar mengembangkan seni dan budaya yang cukup lengkap, walaupun pengembangannya belum maksimal, meliputi berbagai cabang seni. Seni ukir dan arsitektur tradisional Banjar seperti sasirangan tampak sekali pembauran budaya, demikian pula alat rumah tangga, transportasi, tari, nyanyian, dan sebagainya.


6.      Peralatan hidup
              Peralatan yang digunakan didaerah banjarmasin biasanya sesuai dengan aktivitas yang dilakukan masyarakat Banjarmasin. Contohnya :
·         Peralatan untuk bertani: parang cangkuk (untuk menebas),parang Duyung (untuk merumput di sawah),parang Lantik (untuk menebaspepohonan yang kecil),Belayung (untuk menebang pohon yang besar),dan cangkul
·         Peralatan untuk rumah tangga : Parang Bungkul (untuk memotong benda-benda yang cukup besar),pisau,lading,kapak,dll.

  Senjata : digunakan masyarakat Banjar untuk melindungi dirinya dari musuh dan bisa juga berfungsi sebagai alat produktif seperti untuk mengangkap ikan,berburu di hutan,jerat perangkap,dll. Contohnya Mandau, Sumpit, serapang (tombak lima mata), tiruk (tombak panjang lurus untuk berburu ikan haruan atau ikan gabus dan tomat disungai), pengambangan ( tombak lurus bermata satu), duha ( pisau bermata dua untuk berburu babi).

Makanan: Bagaimana cara mengolah,memasak,dan menyajikannya juga harus diperhatikan.apalagi penggunaan bumbu-bumbunya.salah satu hasil makanan orang Banjar yang terkenal adalah SOTO BANJAR yang telah tuurun temurun menggunakan resep warisan leluhur mereka.

         
Pakaian dan Perhiasan : Untuk itu dalam pembuatannya diperlukan sistem teknologi yang tepat seperti pembuatan kain sasirangan yang mengguanakan teknik cetak sehingga dihasilkan kain yang bermotif sama,dalam pembuatan kain tenun juga dilakukan teknik tenun halus.Perhiasan digunakan sebagai cedera mata, pelengkap dalam berbusana dan menambah keanggunan seseorang.Masyarakat Banjar telah mengenal perhiasan sejak dulu yaitu ada yang menggunakan lokan,kerang,batu hias,dan emas.
                   
      Alat-alat Transportasi : Yang menjadi alat transportasi utama mereka adalah jukung yang menjadi sarana trasportasi sungai. Dari ke-8 sistem teknologi tersebut menandakan bahwa masyarakat Banjar telah peka terhadap perkembangan teknologi yang sangat mereka perlukan untuk mempermudah pekerjaan mereka.

7.      Pengetahuan
Sistem pengetahuan ini di dapatkan dari warisan turun-temurun nenek moyang daerah Banjar itu sendiri maupun belajar dari daerah lain . Suku Banjar pada umumnya mempunyai pengetahuan tentang:
1.Pengetahuan tentang Alam sekitar/tempat tinggal.
   Pengetahuan suku banjar tentang alam sekitar,yaitu pengetahuan mengenai tentang Lahan basah karena daerah banjarmasin Lahannya masih berair.



2.Pengetahuan tentang Fauna dan Flora
   Pengetahuan tentang Flora yang paling signifikan di Banjarmasin adanya pohon kasturi yang khas. Pengetahuan tentang Fauna yang paling dikenal adanya hewan bekantan yang menjadi maskot di Banjarmasin.

3.Pengetahuan tentang Pengobatan Tradisional.
   Pengetahuan tentang Pengobatan Tradisional,pengobatan tradisional ini ada yang didapat dari keturunan yang di wariskan secara turun-temurun ataupun dari belajar.Dalam pengobatan tradisional ini bahan yang digunakan untuk obat berasal dari tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar Banjar. Contohnya pengobatan yang di percayai dapat mengatasi sakit “kepidaraan” yang menggunakan janar kuning dan kapur.


3 Wujud Kebudayaan :
- Gagasan  (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilainorma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. Contoh ; Dilarang menduduki bantal, tidak boleh duduk didepan pintu ketuka sore hari, dan dilarang memotong kuku malam hari.

- .Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling 
berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusialainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. Contoh ; Acara bemandian ketika umur kandungan sedang dalam 7 bulan, Be-yasinan, dan Tasmiah.

-.Artefak (karya)          
Artefak adalah wujud kebudayaan 
fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. Contoh : jukung, atap rumah bubungan tinggi, dan sasirangan.







Tautan Blog:


· http://yanasyamsul.blogspot.co.id/
· http://nurmayamuthia.blogspot.co.id/
· http://msudarsono1.blogspot.co.id/
· http://nurgisda.blogspot.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar